Rabu, 15 September 2021

Vladimir Smicer | SuperSub Miracle Of Istanbul 2005


Vladimir Smicer lahir pada 24 Mei 1973 di kota Decin, Republik Ceko. Smicer berposisi sebagai Attacking Midfielder. Pria yang pada tahun 2021 menginjak usia 45 tahun pernah bermain di beberapa tim Eropa. Karir Smicer dimulai pada 1992 pada usia 19 tahun di klub besar ceko, Slavia Praha. Ia ikut berjibaku dalam membantu Slavia Praha mencapai semifinal UEFA CUP 1996 serta ikut andil dalam membawa cekoslowakia merapat di partai Puncak EURO di tahun yang sama meskipun harus takluk oleh jerman di wembley kala itu. Setelah pencapaian tersebut, Klub Perancis RC Lens mengaetnya pada tahun 1996. Di RC Lens, ia sukses membawa klubnya juara Liga perancis pada musim 1997-1998. Walaupun poin yang dimiliki sama dengan Metz yaitu 68 poin, tapi RC Lens di tasbihkan sebagai jawara karena memiliki selisih gol yang lebih banyak. 


Lalu pada medio 1999, Ia bergabung dengan klub besar dari tanah britania yaitu The Reds Liverpool. Ia bermain dari 1999 sampai 2005 di Anfield dan ikut serta dalam menjuarai Kompetisi Tertinggi Eropa yaitu UEFA Champions League di Tahun akhirnya di Liverpool. Lalu, Ia kembali mencoba peruntungannya di Klub Perancis tapi di klub berbeda, yaitu bersama Bordeaux selama dua tahun yakni dari tahun 2005 sampai 2007. Dan, karirnya berakhir di Klub yang membesarkan namanya yaitu Slavia Praha di Tahun 2007 hingga pensiun pada tahun 2009. Smicer di Slavia Praha mengantarkan timnya juara liga ceko selama dua tahun beruntun yang sebelumnya puasa gelar liga selama 12 tahun dan menjadi kado perpsiahan yang “bagus” buat dirinya.

Karirnya di The Reds

Smicer datang di Liverpool pada tahun 1999 sekaligus menambah amunisi pemain yang berasal dari timnas Republik Ceko lainnya setelah adanya Patrick Berger yang telah datang lebih dulu pada 1996. Dirinya di proyeksikan untuk mengisi kekosongan posisi yang telah ditinggalkan Steve McManaman yang berlabuh ke Real Madrid. Smicer mengenakan nomor punggung 7 (nomor yang sama dipakai di Slavia Praha) dan pada dua tahun karirnya di Anfield, ia mengenakan nomor punggung 11 setelah kedatangan Harry Kewell.

Ia mengawali debut bersama Liverpool pada 07 Agustus 1999 di Laga Perdana Premier League Musim 1999/2000 Kontra Sheffield Wednesday. Ia bermain penuh 90 menit pada laga yang di langsungkan di Hillsborough Stadium. Ia baru mencetak gol saat pekan ke 22 masih di musim yang sama pada 15 Januari 2000 ketika melawat ke Vicarage Road, kandang Watford sekaligus mengantarkan liverpool meraih 3 angka penuh. Pada musim pertamanya, Ia bermain dalam 25 kesempatan dan mencetak hanya 1 gol saja.

Pada Musim Kedua, Smicer memberikan impact yang cukup pesat bagi The Reds dari segi jumlah bermain dan Gol. Ia mencatat 49 kali turun main dengan membubuhkan 7 gol termasuk 1 gol dalam pesta kemenangan 5-0 atas Crystal Palace pada leg kedua semifinal League Cup 2001 sekaligus awal comeback setelah kalah tipis 2-1 pada leg pertama. Ia ikut menjadi bagian dari treble winner Liverpool pada musim 2000/2001 dengan gelar UEFA Cup, League Cup dan FA Cup. Ia Tampil Sebagai Starting pada Final League Cup kontra Birmingham City dan Final FA Cup kontra Arsenal serta Menjadi Pengganti pada Final UEFA Cup kontra klub spanyol, Alaves.

Dalam petualangan bermain di Tim Mersyeside ini, Vladimir Smicer tidak selalu bermain dalam peak performance. Terkadang masalah cedera dan inkonsistensi mendera dirinyah sehingga ia harus sering keluar masuk dari skuad yang saat itu ditukangi oleh Gerrard Houllier. Namun, ada momen yang takkan terlupakan bagi dirinya seperti gol menit terakhirnya kala melawan chelsea di kandang sendiri pada maret 2002 dan performanya pada laga kontra AS Roma juga pada bulan maret 2002. Ia mengalami cedera serius pada akhir 2003 yang membuat dirinya harus menepi beberapa bulan.

DI musim 2004/2005, Smicer kembali pada kebugarannya dan saat itu tonggak kepelatihan dimiliki pelatih spanyol yaitu Rafael Benitez. Di tengah badai cedera di kubu Liverpool, Smicer mulai menunjukkan taji dengan bermain sebagai pengganti pada laga liga champions kontra Bayer Leverkusen, Juventus serta Chelsea dan ikut membantu kelolosan Liverpool ke partai puncak UEFA Champions League musim 2004/2005. Liverpool telah lama mendambakan si kuping besar kembali ke Anfield setelah puasa gelar UCL selama 2 dekade lebih. Terakhir The Reds tampil sebagai juara pada musim 1983-1984.

Aksi Heroik Smicer di Istanbul


Laga final UCL 2004/2005 tersaji pada 25 mei 2005 (25/05/2005) di Istanbul, Turki atau satu hari setelah ulang tahun dirinya yang ke 32. Ini mungkin merupakan kado yang indah bagi hari kelahiran dan juga gelar sebagai perpisahan karena manajemen tidak lagi mempepanjang kontraknya. Vladimir Smicer berada di bench saat 11 pertama masuk ke lapangan. Kesempatan pun tiba setelah 23 menit permainan berjalan. Harry Kewell saat itu mengalami cedera sehingga membuat Smicer masuk pada setengah waktu babak pertama berjalan. Dirinya ingin mengakhiri karirnya di Liverpool dengan luar biasa.

“Before the Final, I so was eager to Get on. It Was my last match for Liverpool so i was determined to end it in style. I was free in my head and that was my motivation- to do well for the club in my last match. I Wanted to Enjoy the Big Game.”

Smicer menghabiskan 20 menit lebih di babak pertama dan ikut merasakan ketertinggalan 3 gol di babak pertama. Para pemain kecewa dengan performanya pada babak pertama dan Pelati Rafael Benitez serta Kapten Steven Gerrard memompa semangat dan memberikan motivasi. Dan, ditambah magis dari Fans yang menyanyikan “You’ll Never Walk Alone” yang mengawal para pemain The Reds keluar dari ruang ganti. Seakan waktu masih lama dan kesempatan terbuka lebar.

Liverpool mengubah malam di Istanbul yang tadinya Neraka di awal babak menjadi permulaan surga hanya dalam kurun waktu 6 menit. Di awali pada menit 54, Steven Gerrard menanduk bola hasil umpan silan John Arne Riise. Lalu, Smicer unjuk gigi pada 2 menit selanjutnya. Berawal dari Dietmar Hamann menguasai bola dan Smicer meminta bola karena dirinya posisi bebas. Dirinya menerima umpan. Tak ada pemain yang berlari kanan membuat dirinya hanya memiliki 1 opsi, Menendang sekencang dan sekeras mungkin dari jarak 20 YARD. Kiper Dida Gagal membaca arah datang bola sehingga bola masuk gawang. Menit 60, Xabi Alonso menceploskan bola rebound setelah gagal mengeksekusi penalti. Ini merupakan 6 menit Kegilaan dalam Miracle Of Istanbul 2005. Waktu normal pun usai dengan skor 3-3 dan lanjut perpanjangan waktu lalu adu penalti.

Smicer mendapat bagian dalam adu penalti. Ia tidak yakin jika akan dipilih oleh Rafael Benitez sebagai algojo  tendangan adu penalti. Akan tetapi, Rafa menghampiri untuk menanyakan kesiapan dan Smicer mengiyakan permintannya. Smicer menceploskan bola gol" keduanya di final dan tendangan terakhirnya untuk Liverpool. Lalu, Jerzy Dudek menggoyangkan kaki – kakinya dengan cepat seakan mengganggu fokus penendang AC Milan Selanjutnya yaitu Andriy Shevchenko sehingga bola dapat dimuntahkan oleh dudek dan membawa trofi UCL keenam ke daratan Inggris. Lantas, ini mengakhiri petualangan Smicer di Liverpool.

Vladimir Smicer menuntaskan perjalannya di Inggris dengan 184 laga dengan 19  gol dan 31 Umpan berbuah gol. Ia memiliki win ratio  55,43 % bersama  Liverpool. Vladimir Smicer juga mencatatkan 81 caps bersama Timnas Ceko dengan 27  gol. Ia menjalani debut di timnas pada 27 oktober 1993 kala bersua Cyprus serta mencatatkan gol pertama kala bertemu Russia pada UEFA EURO 1996.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Citypedia | Vantaa | Tuan Rumah Sudirman Cup 2021

Kota Finlandia untuk pertama kalinya ditunjuk sebagai tuan rumah Sudirman Cup tepatnya dalam edisi ke-17. Kalau teringat finlandia pastinya...